Ningsih, Namanya…….


depe

 

Ningsih, namanya

Gemericik air kran menandakan dia tengah mencuci baju

Menyisakan gemerlap air sabun di sekujur jenjang kaki dan lengannya

Menggugah kelelakianku untuk mencumbunya

Ningsih, namanya

Dia sedang menggoreng ikan

Panas dapur membuatnya berulangkali menyeka dahi

Keringat menganak sungai di belakang cuping telinganya

Mendenyarkan kelelakianku untuk mengecupnya

Ningsih, namanya

Perlahan-lahan dia membuat gerakan memutar

Maju mundur

Roknya tersibak,

Memperlihatkan paha kecoklatan padat berisi

Dia tak pernah berhenti bergerak

Bagai irama indah menemani gerakan pantat dada dan tangannya

Kini diperasnya kain pel

Dan dia mulai membuat gerakan itu lagi

Maju mundur

Memutar

Ningsih, namanya

Entah sejak kapan kehadirannya baru kusadari

Mungkin ketika itu

Suatu malam, seperti malam-malam lainnya

Ningsihlah yang menungguku pulang dari kerja lembur

Karena cuaca panas dan gerombolan nyamuk mencecap manis darahnya

Maka tanpa sadar blusnya terbuka

Menampakkan bekas garukan diatas payudara menggunung

Terbungkus kutang kehitaman

Sementara istriku terlelap di kamar

Tubuhnya terbalut  lingerie merah muda

Ningsih, namanya

Andai nasib berpihak padaku

Kuharap engkaulah istriku

Kan kupeluk pinggul padat berisi dalam balutan kain panjang

Kan kureguk senyum manismu tatkala menyuguhkan sambal terasi dan berderet masakanmu lainnya

Kan kucecap bulir-bulir keringat yang menyeruak diantara anak rambutmu

Dan kan kusesap harum bawang yang menguar dari kulit sawo matangmu

Sayang,

Nasib tidak berpihak padaku

Istriku tetaplah Mona

Yang hanya pandai berdandan

Berkulit seputih susu dan berkutek Syahrini

Mengenakan rok pendek dan menyebarkan wewangian sensual

Dia menyapaku dan menemaniku sarapan pagi

Tapi dia tersenyum pada ponselnya

Dia tertawa-tertiwi entah pada siapa

Dia asyik menekan tuts entah untuk siapa

Tiba-tiba tawanya berderai entah karena apa

Bahkan dia tak tahu aku berangkat ke kantor

Mungkin ucapan pamitku tak didengarnya

Ningsih, namanya

Berkulit sawo matang dan bertubuh semolek Jennifer Lopez

Bajunya kuning lusuh dengan lilitan kain panjang yang itu-itu lagi

Dia berlari membukakan pintu garasi

Dan dengan takzim menundukkan kepala

Ah, andaikan kau istriku

Sayang, aku hanya bisa menatapmu dari balik spion

Hingga kelebat tubuhmu menghilang di balik pintu

Ah,………

Tinggalkan komentar